Arsip Blog

Rabu, 17 Desember 2014

surat pengguna jalan (orasi)


Surat Pengguna Jalan
Kepada
Yth. Bapak Wk, Gubernur
            Selamat pagi Indonesia dan Bapak Wk. Gubernur yang baik hati. Apa kabar pak? Apakah saat ini bapak sedang berada diruangan yang berAC? Ataukah bapak sedang berada di jalan, dengan menggunakan mobil mewah Bapak? Saya harap bapak dalam keadaan baik. Karena bapak tahu? Jika saya yang sebaliknya dengan bapak  
            Perkenalkan saya Mas Andam Syarifah yang hanya seorang pengguna kendaraan umum setiap harinya untuk pergi kuliah dari arah ke terminal Serang. Dengan beban setiap harinya sampai 2 jam di perjalanan, hal itu dirasakan sudah sangat lelah bagi saya. Namun, ditambah lagi dengan jalanan menuju Serang yang sangat rusak, penuh debu dan yang berakhir membuat sangat tak nyaman para penumpang juga penduduk sekitar.
            Apakah bapak pernah melalui jalan tersebut secara menyeluruh, dari kantor bapak sampai ke terminal? Namun, saya yakin walau bapak melalui jalan tersebutpun tak akan tesara semua kerusakan, karena mobil mewah bapak memiliki akselerasi yang membuat getaran tak terasa. Sedangkan kami pengguna kendaraan umum seperti bis yang tak dilengkapi akselerasi itu.merasakan guncangan yang bahkan terkadang jika penumpang sangat penuh, bis yang melewati jalanan rusak hampir terguling karena ban masuk pada jalan yang berlubang.
            Jalan provinsi yang sangat strategis dan dilalui banyak mobil berukuran besar seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih, terlebih lagi banyak instansi yang berada disepanjang jalan itu. Seperti Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), BPOM, BNN dan POLDA. Akan sangat menghawatirkan jika seorang pasien yang akan melakukan persalinan jika melalui jalanan yang sangat rusak, akan sangat tak baik bagi kandungannya menerima banyaknya goncangan. Dan akan timbul lebih banyak efek negative lainnya karena hal itu.
            Saya pernah menerima pertanyaan dari teman saya mengenai jalan yang menghubungkan serang dan pandeglang dengan menggunakan bis, melalui TOL apa? Dan saya dengan sangat meyesal menjawab tidak ada. Ketika teman saya ingin berkunjung ke pandeglang, dia berkomentar bahwa jalannya sangat rusak dan berdebu. Saya tahu itu sangat tahu, semenjak tahun 2013. Memang awalnya saya kecewa, marah dan heran. Ada apa dengan pemerintah provinsi? Ini jalan provinsi? Apakah para sopir bis dan pengguna jalan tidak perotes dengan keadaan ini? Kenapa diam saja? Kemana uang pajak yang selama ini diberikan rakyat? Dari situ saya hanya bias menggerutu dan sempat terpikir untuk membuat surat secara langsung kepada ibu gubernur. Namun, saya mencoba sabar melihat apakah nantinya aka nada perbaik. Dan ternyata setelah satu tahun saya menunggu tidak ada yang berubah!
            Pernah beberapa kali ada gundukan batu  untuk memperbaiki jalan. Tapi sama sekali tidak dikerjakan dengan maksimal. Jalan tetap rusak, debu jalan makin pekat. Rumah warga sekitar juga tanaman yang seharusnya berfotosintesis mengalami kesulitan karena daun tertutupi debu. Saya tak paham, apakah para penduduk setempat tidak geram?tidak marah karena pasti harga tanah sekitar menjadi murah diakibatkan akses jalan yang tak bagus, debu yang merusak pernapasan dan tumbuhan yang tertutupi debu. Dimana demokrasi berada? Kenapa warga sekitar terlalu apatis dengan permasalahan yang sudah seharusnya mereka tuntut dari pemerintah.
            Apakah kepedulian pemimpin kita sudah hilang pak?
            Terimakasih, mohon maaf atas segala kelancangan saya.
    Hormat saya                                        
Serang, 11 Desember 2014

           
           
           
           
           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar