Surat
Pengguna Jalan
Kepada
Yth. Bapak Wk, Gubernur
Selamat pagi Indonesia dan Bapak Wk. Gubernur yang baik
hati. Apa kabar pak? Apakah saat ini bapak sedang berada diruangan yang berAC?
Ataukah bapak sedang berada di jalan, dengan menggunakan mobil mewah Bapak?
Saya harap bapak dalam keadaan baik. Karena bapak tahu? Jika saya yang
sebaliknya dengan bapak
Perkenalkan saya Mas Andam Syarifah yang hanya seorang
pengguna kendaraan umum setiap harinya untuk pergi kuliah dari arah ke terminal
Serang. Dengan beban setiap harinya sampai 2 jam di perjalanan, hal itu
dirasakan sudah sangat lelah bagi saya. Namun, ditambah lagi dengan jalanan
menuju Serang yang sangat rusak, penuh debu dan yang berakhir membuat sangat tak
nyaman para penumpang juga penduduk sekitar.
Apakah bapak pernah melalui jalan tersebut secara
menyeluruh, dari kantor bapak sampai ke terminal? Namun, saya yakin walau bapak
melalui jalan tersebutpun tak akan tesara semua kerusakan, karena mobil mewah
bapak memiliki akselerasi yang membuat getaran tak terasa. Sedangkan kami
pengguna kendaraan umum seperti bis yang tak dilengkapi akselerasi itu.merasakan
guncangan yang bahkan terkadang jika penumpang sangat penuh, bis yang melewati
jalanan rusak hampir terguling karena ban masuk pada jalan yang berlubang.
Jalan provinsi yang sangat strategis dan dilalui banyak
mobil berukuran besar seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih, terlebih
lagi banyak instansi yang berada disepanjang jalan itu. Seperti Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD), BPOM, BNN dan POLDA. Akan sangat menghawatirkan jika
seorang pasien yang akan melakukan persalinan jika melalui jalanan yang sangat
rusak, akan sangat tak baik bagi kandungannya menerima banyaknya goncangan. Dan
akan timbul lebih banyak efek negative lainnya karena hal itu.
Saya pernah menerima pertanyaan dari teman saya mengenai
jalan yang menghubungkan serang dan pandeglang dengan menggunakan bis, melalui
TOL apa? Dan saya dengan sangat meyesal menjawab tidak ada. Ketika teman saya
ingin berkunjung ke pandeglang, dia berkomentar bahwa jalannya sangat rusak dan
berdebu. Saya tahu itu sangat tahu, semenjak tahun 2013. Memang awalnya saya
kecewa, marah dan heran. Ada apa dengan pemerintah provinsi? Ini jalan
provinsi? Apakah para sopir bis dan pengguna jalan tidak perotes dengan keadaan
ini? Kenapa diam saja? Kemana uang pajak yang selama ini diberikan rakyat? Dari
situ saya hanya bias menggerutu dan sempat terpikir untuk membuat surat secara
langsung kepada ibu gubernur. Namun, saya mencoba sabar melihat apakah nantinya
aka nada perbaik. Dan ternyata setelah satu tahun saya menunggu tidak ada yang
berubah!
Pernah beberapa kali ada gundukan batu untuk memperbaiki jalan. Tapi sama sekali
tidak dikerjakan dengan maksimal. Jalan tetap rusak, debu jalan makin pekat.
Rumah warga sekitar juga tanaman yang seharusnya berfotosintesis mengalami
kesulitan karena daun tertutupi debu. Saya tak paham, apakah para penduduk
setempat tidak geram?tidak marah karena pasti harga tanah sekitar menjadi murah
diakibatkan akses jalan yang tak bagus, debu yang merusak pernapasan dan tumbuhan
yang tertutupi debu. Dimana demokrasi berada? Kenapa warga sekitar terlalu
apatis dengan permasalahan yang sudah seharusnya mereka tuntut dari pemerintah.
Apakah kepedulian pemimpin kita sudah hilang pak?
Terimakasih, mohon maaf atas segala kelancangan saya.
Hormat saya
Serang, 11
Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar