Arsip Blog

Kamis, 12 Januari 2017

Angciu - Hijab Alila 2

Dear #lovalila, Kalau di lihat-lihat botol Angciu itu sepintas mirip botol kecap ya. Ada tulisannya Ang Ciu, dalam deretan huruf Mandarin. Angciu terbuat dari beras ketan yang difermentasi menjadi alkohol. Cita rasanya manis dan berwarna kemerahan, sehingga sering juga disebut arak merah. Digunakan sebagai pemberi aroma mulai dari Nasi goreng, olahan mi, olahan capcay . Padahal sudah jelas bahan semacam ini diharamkan pemakaiannya dalam islam. Penggunaan arak dalam masakan itu sepertinya sudah melekat, sulit untuk dihindari. Karena dianggap banyak sekali manfaatnya sebagai campuran dalam masakan . Kegunaan pertama adalah melunakkan jaringan daging. Para juru masak meyakini bahwa daging yang direndam dalam arak akan menjadi empuk dan enak. Oleh karena itu daging yang akan dipanggang atau dimasak dalam bentuk tepanyaki seringkali direndam dalam arak . Selain itu arak juga menghasilkan aroma dan rasa yang khas, yang oleh para juru masak dianggap dapat mengundang selera. Aroma itu muncul pada saat masakan dipanggang, ditumis, digoreng, atau jenis masakan lainnya. Munculnya arak itu memang menjadi salah satu ciri masakan Cina, Jepang, Korea dan masakan lokal yang berorientasi pada arak . Jenis arak yang digunakan dalam berbagai masakan itu bermacam-macam, ada arak putih (pek be ciu), arak merah (ang ciu), arak mie (kue lo ciu), arak gentong, dan lain-lain. Sedangkan untuk masakan Jepang kita mengenal adanya mirin dan sake yang sering ditambahkan dalam menu mereka. Produsennya pun beragam, ada yang diimpor dari Cina, Jepang, Singapura, bahkan banyak pula buatan lokal dengan menggunakan perasan tape ketan yang difermentasi lanjut (anggur tape). Penggunaan arak ini pun beragam, mulai dari restoran besar, restoran kecil bahkan warung-warung tenda yang buka di pinggir jalan . Keberadaan arak ini masih jarang diketahui oleh masyarakat. Sementara itu ada kesalahan pemahaman di kalangan pengusaha atau juru masak yang tidak menganggap arak sebagai sesuatu yang haram. Apalagi dalam proses pemasakannnya arak tersebut sudah menguap dan hilang. Sehingga anggapan itu menyebabkan mereka tidak merasa bersalah ketika menghidangkan masakan itu kepada konsumen Muslim . https://www.instagram.com/p/BPIIwJfgiz3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar